Perjalanan Singkat Atlet atlet Terbaik Bulu Tangkis Indonesia – Indonesia mengirimkan sembilan wakil pada ajang Malaysia Terbuka, turnamen bulu tangkis pertama pada 2025. Namun, atlet-atlet terbaik pada empat nomor hanya berkesempatan tampil dalam satu pertandingan.
Empat wakil itu tersingkir pada babak pertama yang berlangsung di Axiata Arena, Kuala Slot gacor Lumpur, Malaysia, pada 7-8 Januari. Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Jonatan Christie, Gregoria Mariska Tunjung, dan Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi gagal memanfaatkan kesempatan meraih banyak poin peringkat pada turnamen berlevel BWF Super 1000 tersebut.
Kejuaraan Super 1000 adalah level tinggi dalam struktur turnamen BWF. Empat turnamen kategori ini yaitu Malaysia Terbuka, All England, Malaysia Terbuka, dan China Terbuka, berada dalam tingkat II level kedua, yaitu di bawah Final BWF yang merupakan tingkat II level pertama. Adapun ajang yang berada dalam tingkat I, yang disebut ajang mayor, terdiri dari kejuaraan dunia perorangan dan beregu, seperti Piala Thomas dan Uber, Piala Sudirman, dan Piala Suhandinata.
Dalam pertandingan yang berlangsung Rabu (8/1/2025), unggulan keempat ganda putra, Fajar/Rian, kalah dari pasangan tuan rumah, Ong Yew Sin/Teo Ee Yi, dengan skor 21-15, 17-21, 13-21. Pada sesi pagi, Jonatan Christie (unggulan ketiga tunggal putra) disingkirkan pemain Perancis, Toma Junior Popov, 8-21, 21-14, 24-26. Laga itu menjadi kekalahan pertama Jonatan dari lima pertemuan dengan Popov.
Fajar/Rian dan Jonatan adalah pemain terbaik Indonesia berdasarkan posisi dalam peringkat dunia. Fajar/Rian berperingkat keempat ganda putra, sedangkan Jonatan di posisi ketiga tunggal putra. Gregoria dan Febriana/Amalia, yang kalah pada pertandingan Selasa, juga menjadi atlet Indonesia dengan peringkat dunia terbaik, yaitu peringkat keenam tunggal putri dan kesembilan ganda putri.
Dengan demikian, dari lima sektor tim Indonesia, hanya ganda campuran yang meloloskan pemain terbaiknya ke babak kedua, yaitu Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja. Mereka akan bermain pada babak kedua, Kamis (9/1/2025), bersama wakil Indonesia lainnya, yaitu Putri Kusuma Wardani, Siti Fadia Silva Ramadhanti/Lanny Tria Mayasari, Anthony Sinisuka Ginting, dan Sabar Karyaman Gutama/Muhammad Reza Pahlevi Isfahani.
Kekalahan dari Ong/Teo menjadi yang keempat dari lima pertemuan terakhir bagi Fajar/Rian. Kekalahan setelah bertanding selama satu jam dua menit di Axiata Arena bahkan menjadi yang ketiga beruntun setelah perempat final Kejuaraan Asia 2023 dan perempat final China Terbuka 2024.
Seusai memenangi gim pertama, Fajar/Rian sering kali berada dalam posisi tertekan dan kesulitan menembus rapatnya pertahanan lawan. ”Ong/Teo bermain sangat baik. Pertahanan mereka luar biasa dan sangat solid. Di sisi lain, kami kurang sabar dalam mengolah pola permainan,” ujar Fajar.
Sementara Rian mengemukakan, Ong/Teo bermain lebih percaya diri pada gim ketiga. Selain itu, mereka pun tak banyak membuat kesalahan.
Ganda putra lainnya, Sabar/Reza, menjadi wakil terakhir Indonesia yang memainkan babak pertama saat melawan Rasmus Kjaer/Frederik Soegaard. Sabar/Reza selalu tertinggal dari pasangan Denmark itu, tetapi akhirnya menang. Mereka mendapat keberuntungan karena Kjaer tak dapat menyelesaikan pertandingan yang disebabkan cedera.
Fajar/Rian dan Sabar/Reza adalah dua wakil ganda putra Indonesia di Malaysia Terbuka setelah PP PBSI membatalkan keikutsertaan dua pasangan lain, yaitu Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana dan Muhammad Shohibul Fikri/Daniel Marthin.
Tak hanya Malaysia Terbuka, kedua ganda tersebut tak jadi bermain di India Terbuka Super 750, 14-19 Januari, dengan alasan agar lebih siap bermain pada turnamen Indonesia Masters di Jakarta, 21-26 Januari.
Padahal, Malaysia dan India Terbuka menjadi kesempatan bagi Leo/Bagas dan Fikri/Daniel untuk meraih poin besar karena berlevel lebih tinggi dari Indonesia Masters dengan status Super 500. Apalagi, kedua pasangan itu tidak memiliki poin ranking yang harus dipertahankan dalam dua turnamen tersebut karena baru berduet pada Agustus 2024.
Kehilangan ”match point”
Pada persaingan tunggal putra, kekalahan dari Popov membuat Jonatan tersingkir pada babak pertama di Malaysia Terbuka dalam dua tahun terakhir. Pada babak pertama 2024, Jonatan disingkirkan Kidami Srikanth (India).
Jonatan sebenarnya berpeluang besar melangkah ke babak kedua ketika mendapatkan match point lebih dulu dari Popov pada posisi 20-19. Namun, juara All England itu tak dapat memanfaatkan kesempatan tersebut karena membuat kesalahan.
Kesalahan itu akhirnya membuat dua match point Jonatan—match point lain pada skor 22-21—melayang. Sebaliknya, Popov tak gentar hingga memenangi pertandingan pada match point keempat.
”Ini menjadi kemenangan pertama saya setelah empat kali kalah dari Christie. Saya berusaha untuk tidak membuat kesalahan dengan mudah dan bermain lebih cerdik. Pelatih juga memberi tahu agar saya mengontrol permainan di depan net dan menghindari pukulan-pukulan yang berisiko,” ujar Popov dalam laman resmi BWF.