Instagram, sebagai salah satu platform media sosial terbesar di dunia, menghadapi tantangan serius dalam memberantas scam yang merugikan jutaan penggunanya. Seiring berkembangnya modus penipuan—mulai dari phishing, impersonasi, hingga sextortion—tanggung jawab Instagram bukan hanya soal menjaga reputasi, tetapi juga melindungi keamanan dan kesejahteraan digital masyarakat global. Artikel ini mengulas langkah-langkah konkret, inovasi teknologi, serta tantangan yang dihadapi Instagram dalam mengatasi scam, disertai analisis berbasis data dan praktik terbaik terkini.
Mengapa Instagram Harus Bertanggung Jawab?
Dengan lebih dari satu miliar pengguna aktif, Instagram menjadi target empuk bagi scammer. Platform ini memfasilitasi interaksi lintas negara, memungkinkan siapa pun membuat akun, dan memudahkan penyebaran konten secara viral. Kombinasi skala, kecepatan, dan anonimitas inilah yang membuat scam berkembang pesat. Berdasarkan data FTC, kerugian akibat scam di media sosial—dengan Instagram sebagai salah satu kontributor utama—mencapai miliaran dolar AS pada 2024, dengan tren terus meningkat.
Sebagai penyedia layanan, Instagram memikul tanggung jawab etis dan hukum untuk:
- Melindungi data dan privasi pengguna.
- Mencegah dan menindak pelaku penipuan.
- Memberikan edukasi dan alat perlindungan bagi komunitasnya.
Inovasi dan Kebijakan Instagram dalam Melawan Scam
1. Sistem Deteksi dan Penghapusan Akun Scam
Instagram menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan machine learning untuk mendeteksi pola aktivitas mencurigakan. Pada 2024, Meta (induk Instagram) menghapus lebih dari 7 juta akun terkait scam, termasuk penipuan investasi, romance scam, hingga penipuan NFT dan AI influencer palsu. Namun, riset ZeroFox menunjukkan tantangan besar: untuk setiap 1 scam yang dihapus, 3 scam baru muncul, dan 80% posting scam bertahan lebih dari 45 hari sebelum ditindak.
2. Fitur Keamanan Baru: Proteksi Remaja dan Pencegahan Sextortion
Instagram kini memperkuat perlindungan untuk pengguna remaja, yang menjadi target utama sextortion dan pemerasan daring. Fitur-fitur baru meliputi:
- Pencegahan screenshot pada konten sensitif: Pengguna tidak bisa mengambil screenshot pada foto/video yang hanya bisa dilihat sekali (ephemeral content), sehingga meminimalisir penyalahgunaan gambar pribadi.
- Penyembunyian daftar followers dan following: Akun yang dicurigai sebagai scammer tidak dapat melihat daftar pengikut korban, mengurangi risiko pemetaan jaringan sosial untuk target penipuan.
- Nudity protection: Gambar yang terdeteksi mengandung unsur nudity diburamkan secara otomatis, terutama pada akun remaja, dan pengguna mendapat peringatan sebelum mengirim atau menerima konten sensitif.
- Pembatasan pesan untuk remaja: Akun remaja hanya bisa menerima pesan dari orang yang mereka ikuti, membatasi akses scammer untuk menghubungi korban potensial.
3. Deteksi dan Peringatan Impersonasi
Instagram meluncurkan fitur peringatan otomatis jika pengguna menerima DM atau permintaan follow dari akun yang dicurigai melakukan impersonasi atau scam. Notifikasi ini mendorong pengguna untuk berpikir kritis sebelum berinteraksi lebih lanjut, serta menyediakan akses langsung ke fitur Security Check Up untuk memperkuat keamanan akun.
4. Kolaborasi dengan Pakar dan Organisasi Keamanan
Instagram tidak bergerak sendiri. Mereka bekerja sama dengan organisasi seperti NCMEC, Thorn, Childnet, serta pakar keamanan siber untuk mengembangkan kebijakan, edukasi, dan teknologi perlindungan terbaru. Meta juga aktif dalam koalisi Tech Against Scams, berbagi data dan strategi dengan perusahaan teknologi lain serta penegak hukum lintas negara.
5. Edukasi dan Pemberdayaan Pengguna
Instagram secara aktif mengedukasi pengguna tentang modus penipuan terbaru, baik melalui video edukasi, pop-up peringatan saat mengklik tautan mencurigakan, maupun tips keamanan di pusat bantuan. Program Privacy Checkup dan Security Checkup membantu pengguna mengatur kata sandi kuat, mengaktifkan autentikasi dua faktor, dan memulihkan akun yang diretas.
Tantangan dan Batasan Instagram dalam Mengatasi Scam
1. Evolusi Modus dan Kecepatan Penyebaran
Scammer terus berinovasi, memanfaatkan AI, deepfake, dan social engineering untuk mengelabui sistem deteksi otomatis. Laporan ZeroFox menyoroti bahwa scammer mampu membuat akun dan konten baru lebih cepat daripada sistem bisa menindak. Hal ini menuntut Instagram untuk terus memperbarui algoritma dan meningkatkan kecepatan respons.
2. Skala dan Kompleksitas Global
Dengan pengguna dari berbagai negara, bahasa, dan budaya, Instagram menghadapi tantangan dalam menyesuaikan kebijakan dan teknologi untuk berbagai konteks hukum dan sosial. Penipuan lintas negara, seperti sextortion yang melibatkan pelaku dari Afrika Barat atau Asia Timur, membutuhkan koordinasi internasional dan kolaborasi dengan aparat penegak hukum global.
3. Perlindungan Privasi vs. Pencegahan Penipuan
Upaya memberantas scam harus tetap menjaga hak privasi pengguna. Pembatasan akses dan pemantauan aktivitas harus dilakukan secara proporsional dan transparan, agar tidak menimbulkan ketidakpercayaan atau pelanggaran hak digital.
4. Keterbatasan Intervensi Otomatis
Meskipun AI semakin canggih, deteksi otomatis masih bisa kecolongan, terutama pada scam yang memanfaatkan psikologi korban dan interaksi personal. Oleh karena itu, peran pelaporan manual oleh pengguna tetap sangat penting.
Studi Kasus: Efektivitas Fitur Baru Instagram
Pada 2024, Instagram meluncurkan fitur blokir screenshot dan penyembunyian daftar followers untuk memerangi sextortion. Hasil awal menunjukkan penurunan signifikan dalam jumlah kasus pemerasan berbasis gambar pada remaja di AS dan Inggris. Namun, laporan ZeroFox tetap menemukan ribuan posting scam yang lolos deteksi, menandakan perlunya inovasi berkelanjutan.
Langkah yang Bisa Diambil Pengguna
- Aktifkan semua fitur keamanan, seperti 2FA dan Privacy Checkup.
- Laporkan akun atau aktivitas mencurigakan melalui fitur bawaan Instagram.
- Jangan pernah membagikan data sensitif atau mengklik tautan dari sumber tidak jelas.
- Edukasi diri dan lingkungan tentang modus penipuan terbaru.
Kesimpulan: Menuju Ekosistem Digital yang Lebih Aman
Tanggung jawab Instagram dalam mengatasi scam adalah proses berkelanjutan yang melibatkan inovasi teknologi, kolaborasi lintas sektor, dan pemberdayaan komunitas. Meskipun tantangan tetap besar—terutama dalam menghadapi evolusi modus penipuan—komitmen Instagram untuk memperkuat perlindungan, transparansi, dan edukasi menjadi fondasi penting dalam membangun ekosistem digital yang lebih aman dan tepercaya.
“Menjaga pengalaman positif di Instagram adalah prioritas utama kami. Aktivitas penipuan merugikan komunitas dan tidak punya tempat di platform kami. Kami terus berinovasi dan memperbaiki sistem untuk melindungi pengguna dari scam,” — Juru Bicara Instagram.
Dengan sinergi antara teknologi, kebijakan, dan literasi digital, Instagram dapat menjadi contoh bagaimana platform global bertanggung jawab dalam menghadapi ancaman scam yang terus berkembang.
Leave a Reply