UMKM Naik Kelas Lewat TikTok: Rahasia Fasilitas Iklan yang Jarang Diketahui
TikTok sering kali cuma dianggap sebagai tempat joget-joget viral dan konten receh, tapi siapa sangka kalau aplikasi ini bisa jadi ladang basah untuk pelaku UMKM yang pengen naik kelas lewat digital marketing? Nih, gue mau kasih bocoran gimana TikTok, dengan segala fasilitas iklannya, bisa jadi jurus andalan buat UMKM zaman now yang mau dikenal luas tanpa harus jor-joran modal miliaran.
TikTok: Pasar Raksasa Digital yang Semakin Dekat dengan UMKM
Bayangin, menurut DataReportal, pengguna aktif TikTok di Indonesia sudah tembus 126 juta lebih di tahun 2024. Ini bukan jumlah main-main! Artinya, ada puluhan juta orang yang tiap hari scroll, like, share, dan belanja di aplikasi ini. Buat UMKM yang biasanya kesulitan nembus pasar luas, TikTok itu ibarat kereta ekspres yang langsung ngantar produk ke depan mata konsumen baru.
Fasilitas Beriklan di TikTok yang Sayang Banget Kalau Dilewatkan
Kalian nggak harus jadi brand besar atau selebgram buat bisa pasang iklan di TikTok. Berikut fitur-fitur yang bisa langsung dicoba:
1. TikTok Ads Manager: Teman Setia UMKM
Bahkan kalau lo baru terjun ke dunia digital marketing, TikTok Ads Manager itu user-friendly banget. Cukup modal akun bisnis dan saldo ads, UMKM sudah bisa set up campaign sendiri. Fiturnya lengkap mulai dari penentuan target audiens, budget, durasi campaign, sampai monitoring performa secara real-time. Ibarat punya dashboard Formula 1, tapi buat ngedriving bisnis sendiri.
2. Pilihan Format Iklan Beragam
Nggak setiap brand cocok dengan satu tipe konten. Makanya TikTok sediakan beberapa opsi, seperti:
In-Feed Ads: Iklan yang muncul selayaknya konten biasa di feed TikTok. Organik, nggak langsung jualan, dan besar peluang viralnya.
Contoh nyata: Seorang pemilik brand minuman herbal asal Jogja mengaku omzet naik 3x lipat setelah konsisten pasang in-feed ads yang dikemas ala challenge lucu berhadiah.
TopView Ads: Muncul pertama kali saat aplikasi dibuka. Cocok buat yang pengen exposure maksimal.
Branded Hashtag Challenge: Kolaborasi UMKM dan kreator buat bikin challenge dengan hashtag khusus, biar makin banyak engagement.
Spark Ads: Promosiin postingan organik yang udah perform, jadi rasanya lebih natural ketimbang hard-selling.
Menurut riset dari Hootsuite, format iklan berbasis video singkat punya potensi engagement rate hingga 17% di kalangan Gen Z – lebih tinggi dibanding platform lain. Nggak heran, banyak UMKM yang akhirnya migrasi pasang ads ke TikTok.
3. Target Audience Super Presisi
TikTok udah kayak canggih banget soal segmentasi. Lo bisa nentuin target konsumen berdasarkan usia, lokasi, minat, bahkan perilaku digitalnya. Misal, bisnis lo jual camilan sehat untuk anak-anak sekolahan, iklannya bisa difokusin ke area sekolah, jam istirahat, dan minat edukasi parenting. Semua tinggal klik! Dan menurut laporan eMarketer terbaru, 78% UMKM merasa lebih gampang dapet leads melalui fitur targeting TikTok dibanding Facebook atau Instagram.
4. Budget Fleksibel, Cocok untuk Kantong UMKM
Nggak usah khawatir modal cekak. Rata-rata campaign di TikTok bisa dimulai dari 50 ribu rupiah per hari. Bahkan, banyak peluang dapet voucher iklan dari event kolaborasi TikTok dan Kemenkop UKM Indonesia. Jadi, lo bisa nyoba dulu dengan budget kecil, sambil belajar analisa hasil kampanye.
Studi Kasus: Kopi Desa Melek Digital
Ambil contoh Kopi Sadulur, UMKM kopi lokal dari Garut. Sebelum kenal TikTok, penjualan mereka hanya mengandalkan relasi dan orderan tetangga. Setelah rutin upload video behind the scene pembuatan kopi dan sesekali pasang Spark Ads, orderan dari luar kota langsung melonjak 200% dalam enam bulan. Nggak tanggung-tanggung, mereka akhirnya buka toko online sendiri! Hal ini dikuatkan sama pengakuan tim TikTok Indonesia bahwa 72% pelaku UMKM yang aktif beriklan di TikTok mengalami lonjakan omzet signifikan dalam 1 tahun pertama.
Tips Jitu buat UMKM yang Mau Coba TikTok Ads
Pilih format iklan yang relate sama produk lo dan audiens.
Misal: Jual pakaian muslim? Coba bikin challenge OOTD hijab kekinian pakai branded hashtag.
Jangan pelit budget untuk eksperimen awal. Fokus ke hasil, bukan views semata.
Konsisten upload dan selalu pantau data insight. Biar tahu konten apa yang paling disukai.
Manfaatkan fitur TikTok Business Learning Center buat dapet tips ngiklan dari praktisi.
Bangun kolaborasi dengan kreator lokal – biasanya jauh lebih murah dan relate ke audiens target.
Penutup: UMKM Harus Melek Channel Baru!
Jangan ragu berubah dan belajar dari tren digital. TikTok udah bukan cuma milik anak muda, tapi juga ladang bisnis buat UMKM. “Kuncinya bukan pada seberapa viral lo sekarang, tapi seberapa gigih lo ngawalin visibility bisnis di platform baru,” kata Cindy Tanuwijaya, CEO start-up UMKM digital. Buat yang mau cari inspirasi bisnis atau tips digital lainnya, langsung aja tonton akun-akun edukatif di TikTok.
Oh ya, artikel ini didukung oleh sponsor dari dunia hiburan digital. Kalau lo suka main game sekaligus butuh referensi dunia olahraga basket dan games online, cek aja Los303 di Los303 untuk pengalaman gaming yang beda!
Post Comment