slot gacor slot gacor terbaru slot gacor 2025 alexa slot alexa99
Home » Blog » Mengenang 1. 000 Tahun Jejak Atisa di Suwarnadwipa
Posted in

Mengenang 1. 000 Tahun Jejak Atisa di Suwarnadwipa

Mengenang 1. 000 Tahun Jejak Atisa di Suwarnadwipa

Mengenang 1. 000 Tahun Jejak Atisa di Suwarnadwipa – Perayaan Waisak di Area Adat Nasional Muarajambi tahun bersamaan peringatan 1. 000 tahun

5 pasang anak muda berarak mengarah mazbah dikala ritual Amisa Sanjung di kegiatan Sanjung Abdi Waisak Bersama di Candi Kerajaan rajaburma88, Area Cagar Adat Nasional( KCBN) Muarajambi di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Pekan( 18 atau 5 atau 2025). Mereka bawa persembahan bunga, cendana, parafin, air, serta buah selaku wujud hidmat serta apresiasi pada Buddha serta ajarannya.

Bunga menandakan ketidakkekalan serta keelokan yang sedangkan, cendana menandakan wewangian kebajikan yang menabur ke seluruh arah, serta parafin menandakan pencerahan dan sinar kebijaksanaan. Ada pula, air menandakan kesakralan serta eliminasi diri, dan buah ataupun santapan menandakan pemberian serta kebaikan hati.

Keramaian Waisak tahun di KCBN Muarajambi tahun ini bersamaan dengan peringatan 1. 000 tahun datangnya Atisa Dipamkara Srijnana ke Suwarnadwipa ataupun Sumatera. Atisa merupakan seseorang biarawan serta kaum cerdik cendekia Buddha asal India yang amat mempengaruhi dalam kemajuan anutan Buddha di Tibet. Pada tahun 1012- 1024, beliau tiba ke Sumatera buat memperdalam anutan Buddha pada acarya Dharmakirti.

Keramaian ini jadi amat eksklusif sebab pemeluk Buddha melaksanakannya di Muarajambi, web memiliki yang jadi saksi kesuksesan anutan Buddha pada era Sriwijaya. Tahun ini pula men catat 1. 000 tahun kehadiran Atisa Dipamkara ke alam Suwarnadwipa. Dia berlatih dari Dharmakirti sepanjang 12 tahun,” tutur Biarawan Nyanabhadra dikala mengantarkan ingatan catatan Waisak di hadapan dekat 1. 600 pemeluk.

Bagi Nyanabhadra, ekspedisi Atisa ialah acuan dari antusias kehinaan batin, pencarian bukti, serta pengabdian kepada dharma. Tindakan ini merupakan bayangan dari kelangsungan kepada ilmu serta kebatinan rute batasan.

Di tengah arus era yang serba kilat, Nyanabhadra beriktikad kalau Muarajambi berdiri selaku lebih dari semata- mata web arkeologi. Ini merupakan tempat para brilian serta guru besar semacam Atisa Dipamkara

sempat menimba ilmu serta kebijaksanaan yang melewati batasan area serta durasi.

Ini merupakan tempat para brilian serta guru besar, semacam Atisa Dipamkara, sempat menimba ilmu serta kebijaksanaan yang melewati batasan area serta durasi.

” Kita dipanggil buat meneruskan jejak kakek moyang ini. Janganlah ragu jadi suara yang mendinginkan di tengah kegaduhan, tangan yang membantu di tengah ketegangan, serta sinar di tengah kemalaman. Mudah- mudahan antusias para bijak, semacam Atisa serta para pelestari dharma yang lain, lalu mengalir dalam diri kita, memupuk cinta kasih, membimbing tahap, serta meningkatkan impian untuk bumi,” tegasnya.

Fernanda, perwakilan dari Badan Agama Buddha Mahanikaya Indonesia Agen Jambi, Maha Cetiya Oenang Hermawan, terkesan dengan kebersamaan pemeluk dalam peringatan Waisak di Muarajambi.” Pemeluk Buddha dari bermacam gerakan muncul di mari. Terdapat kebersamaan serta banyak pihak yang menolong kita,” tuturnya.

Pusat pembelajaran agama

Kepala Gedung Pelanggengan Kultur Area V Agus Widiatmoko berkata,

Muarajambi diprediksi kokoh mempunyai ikatan yang akrab dengan web Nalanda di India selaku pusat pembelajaran agama Buddha terkenal di bumi. Pada masanya, nyaris seluruh biarawan Cina yang berjalan lewat laut antara Cina serta India menyudahi di area Sriwijaya buat berlatih. I- Tsing, pendeta Buddha dari Cina, dalam memo 25 tahun perjalanannya di Asia pula melukiskan mengenai banyak aktivitas suatu pusat penataran di Pulau Sumatera.

Asumsi diperkuat dengan ditemuinya artefak- artefak di Candi Kotomahligai( bagian KCBN Muarajambi) yang menerangkan kalau Muarajambi dulu ialah pusat pembelajaran kebatinan Buddha bernilai global. Perihal ini terbongkar dengan temuan bagian genteng- genteng berglasur warna hijau yang diprediksi diimpor langsung dari Cina.

” Berarti Muarajambi merupakan tempat ibadah serta pembelajaran global, bukan tempat yang lazim. Muarajambi merupakan tempat pembelajaran di Suwarnadwipa yang terletak di rute pelayaran penting dari Cina ke India serta dari India ke Cina,” tutur Agus.

Pimpinan Perwakilan Wilayah Badan Buddhayana Indonesia Provinsi Jambi Fandesson Husinery, yang sempat mampir di Nalanda, mengatakan kalau bentuk gedung situs- situs di Muarajambi amat mendekati dengan cadangan di Nalanda.” Hingga amat tepatlah bila dikala ini kita mengenang momentum 1. 000 tahun kehadiran Atisa Dipamkara di Muarajambi. Akhir bulan ini, 100 samanera( calon biarawan) pula hendak menjajaki penataran pembibitan di Muarajambi.

Rekreasi Muarajambi

Bersamaan dengan Peringatan Waisak, Departemen Kultur pula mengadakan Rekreasi Advertensi KCBN Muarajambi dengan judul” The Center of Buddha” 17- 20 Mei 2025. Arahan alat serta reporter dari beberapa negeri diundang buat menapaki spot- spot web di Muarajambi.

Yang istimewa di KCBN Muarajambi merupakan moda pemindahan yang ada buat mengarah titik web satu ke web yang lain memakai sepeda listrik ataupun becak listrik. Perihal ini berarti buat menghindari pencemaran di area web seluas 3. 981 hektar itu.

Sehabis melihat kegiatan Sanjung Abdi Waisak Bersama di Candi Kerajaan, partisipan rekreasi dibawa mengemudikan sepeda listrik serta becak listrik mengarah suatu tanah luas berumput di dasar pepohonan bambu. Di sana, para pengunjung dijamu dengan berbagai macam produk gastronomi lokal yang dipersembahkan ibu- ibu dusun cagak dekat KCBN Muarajambi.

Di atas alas( rajutan karpet kecil) berbanjar piring bermuatan nasi berbalut daun pisang, gulai ayam berbaur nenas, pepes ikan, sup, sampai rebusan labu serta batang rotan belia. Memakan kuliner lokal di tengah hutan yang sepi serta berudara fresh menawarkan gradasi luar lazim.

Santapan merupakan bagian berarti dari peninggalan tidak barang yang memantulkan filosofi hidup, interaksi antarbudaya, dan kelangsungan adat- istiadat. Semacam perihalnya Seloko Jambi yang sudah diresmikan selaku Peninggalan Adat Takbenda Indonesia, kuliner Jambi pula jadi perlengkapan kebijaksanaan yang kokoh sebab rasa bisa menjangkau batin siapa juga, dari mana juga mereka berawal,” tutur Karyawan Spesial Menteri Kultur Aspek Kebijaksanaan Kultur serta Ikatan Global, Annisa Rengganis.

Sebagian puluh m dari tempat dahar kuliner ada bandar ciptaan di pinggir saluran Bengawan Jambi. Di sana sudah sedia perahu- perahu konvensional yang dilengkapi dengan baling- baling berpenggerak listrik.

Partisipan rekreasi dapat merasakan naik kapal itu buat menapaki kanal- kanal di selama KCBN Muarajambi. Di atas perahu telah ada santapan dan air secang. Alangkah nikmatnya.

Perahu listrik berpenumpang 4 orang kesimpulannya sangga di bandar Dusun Telaga Lamo, Kecamatan Maro Sebo. Di tepi Bengawan Jambi satu tahun terakhir sudah berdiri rumah pentas besar, komplit dengan hidangan kuliner serta berbagai macam berbagai kerajinan rajutan masyarakat.

Bagi Annisa, dengan tema” The Center of Buddha”, lewat susunan rekreasi ini, Departemen Kultur mau menekankan posisi berarti KCBN Muarajambi selaku pusat kebatinan serta pembelajaran Buddha di era dulu sekali yang saat ini jadi gagasan untuk pembangunan adat serta pariwisata berplatform kebajikan lokal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *