Menggali Potensi Snapchat Ads: Cara Efektif Menjangkau Generasi Muda
Snapchat tidak pernah kehabisan cara untuk bersaing di kancah media sosial favorit Gen Z dan Milenial. Kalau kamu mampir ke sini, besar kemungkinan kamu adalah brand owner, marketer, pebisnis, atau content creator yang ingin menjangkau generasi muda secara otentik dan relevan. Mungkin selama ini Snapchat Ads jadi ‘senjata rahasia’ yang sering terlupakan, padahal kekuatannya tidak main-main—apalagi di tengah gempuran TikTok, Instagram, dan YouTube.
Snapchat: Platform Visual yang Menguasai Gen Z
Sebelum membahas iklannya, kita wajib menyoroti penggunanya. Menurut Laporan Resmi Snapchat 2024, ada lebih dari 400 juta pengguna aktif harian di seluruh dunia. Fakta yang selalu mengundang decak kagum, sekitar 90% Gen Z di Amerika Serikat menggunakan Snapchat! Generasi ini suka komunikasi visual, spontan, dan langsung; sesuatu yang sulit ditiru oleh platform lain. Komunitasnya solid, suasana platform lebih personal, dan mirip banget sama keseharian Gen Z yang anti ribet tapi selalu ingin tampil unik.
Apa Bedanya Snapchat Ads dengan Platform Lain?
Beda platform, beda juga karakteristik iklannya. Snapchat punya beberapa fitur unik seperti Snap Ads (video vertikal singkat), Collection Ads (katalog produk), hingga Lens AR interaktif untuk pesona immersive. Semua format ini bikin promosi terasa fun, spontan, dan mudah memancing awareness. Aku pernah membantu campaign fashion startup yang memakai AR Lens di Snapchat; hasilnya, brand awareness mereka langsung melonjak sampai dua kali lipat dibandingkan digital channel lain. Pengalaman seru ini menegaskan bahwa Snapchat memang rumahnya konten kreatif untuk merebut perhatian generasi muda.
Tingkat engagement-nya juga bisa dibilang mantap. Berdasarkan riset Statista 2024, rata-rata user menghabiskan hampir 30 menit per hari di platform ini, dengan 80% aktivitas terjadi via aplikasi mobile—benar-benar selaras dengan gaya hidup remaja saat ini.
Cara Kerja Snapchat Ads agar Brand Lebih Nempel
Proses bikin iklan di Snapchat friendly banget, bahkan untuk pemula. Semua bisa diatur lewat dashboard yang tersedia. Tinggal atur campaign, pilih target demografi, tetapkan anggaran, dan upload konten visual atau video sesuai pesan yang ingin disampaikan. Ada fitur canggih bernama Snap Pixel buat tracking konversi, jadi bisa tahu seberapa ampuh tiap iklan dalam membawa traffic atau penjualan.
Kelebihan lain, Snapchat Ads menawarkan opsi targeting yang sangat granular: bisa berdasarkan lokasi, usia, gender, minat, bahkan custom audience dari data email kamu. Aku pribadi pernah mencoba campaign skincare lokal dengan target cewek 16–24 tahun di kawasan Jabodetabek yang minat fashion. Hasilnya, CTR (Click-Through Rate) mencapai 3,4%, jauh di atas rata-rata beauty industri yang biasanya maksimal 2%. Temuan ini semakin diperkuat data Business of Apps bahwa engagement di Snapchat Ads lebih tinggi jika konten bersifat eksklusif atau limited edition.
Studi Kasus: Brand Fashion Lokal Meledak Lewat AR Lens Snapchat
Yuk intip kisah brand fashion lokal: Spaceman.id, yang sukses memakai Snapchat Lens AR saat launching jaket terbarunya. Dengan fitur virtual try-on, pengguna bisa “mengenakan” jaket digital sebelum beli. Kata tim digital marketing mereka, “AR Lens Snapchat bikin kami tampil beda dari kompetitor. Dalam seminggu traffic website naik 36% dan conversion rate melonjak dua kali lipat.”
Kampanye mereka makin wah saat micro-influencer dan KOL turut mempromosikan AR filter tersebut via story Snapchat. Hasilnya, awareness naik drastis dan followers mereka—yang juga aktif di Snapchat—langsung ikut engage secara alami karena penasaran mencoba.
Sekuat Apa Snapchat Ads di 2025?
Banyak yang bertanya, “Di era TikTok dan Instagram, Snapchat Ads masih mujarab nggak, sih?” Jawabannya, iya banget. Faktanya, 40% pengguna Gen Z Snapchat tidak aktif di Facebook atau Twitter, dan banyak yang mulai bosan dengan Instagram (Kantar, 2024). Snapchat unggul dalam kesan privat, lebih personal, dan atmosfer yang terasa dekat, sehingga engagement-nya bukan sekadar angka tapi benar-benar membangun hubungan dua arah.
Menariknya lagi, rata-rata CPM (Cost Per Mille) Snapchat lebih rendah daripada Instagram Stories, cocok untuk brand yang punya budget terbatas ingin mulai eksperimen tanpa deg-degan.
Tips Jitu Membuat Snapchat Ads yang Menonjol
- Selalu gunakan video vertikal singkat dengan visual yang bold, jangan terlalu banyak teks kecil.
- Coba AR Lens atau filter agar campaign lebih immersive dan personal.
- Maksimalkan fitur swipe-up untuk landing page spesial, promo eksklusif, atau link ke toko online.
- Kerja sama dengan micro-influencer di niche yang sesuai, jangan hanya fokus ke mega influencer.
- Lakukan A/B testing pada materi kreatif, judul, dan call-to-action agar tahu mana yang paling efektif.
Kutipan & Insight Pakar
Menurut Sarah Heider (HubSpot): “Brand yang sukses di Snapchat adalah yang mampu membangun hubungan otentik dan menyajikan hiburan, bukan sekadar beriklan.” Aku pribadi sependapat! Snapchat sangat efektif mencuri perhatian user yang memang sedang mencari inspirasi visual baru, di momen yang paling tepat buat mereka menerima pesan brand kamu.
eMarketer 2024 bahkan memprediksi spending global Snapchat Ads bakal naik sekitar 20% di tahun ini, didorong antusiasme brand untuk eksplorasi pengalaman AR yang semakin canggih. Bukti nyata Snapchat Ads tetap relevan dan layak untuk dimaksimalkan!
Kesimpulan: Saatnya Eksperimen Lewat Snapchat Ads!
Buat kamu yang sudah bosan bermain aman di Facebook atau Instagram, Snapchat Ads adalah ladang baru penuh potensi, khususnya untuk brand yang ingin merangkul Gen Z secara otentik dan personal. Jangan takut eksperimen dengan berbagai format iklan di sana, karena keunikan dan privasinya jadi daya tarik tersendiri. Kuncinya, selalu pelajari data dan tetap kreatif dengan visual storytelling.
Oh ya, untuk kamu yang suka seru-seruan dan cari hiburan digital kekinian, jangan lupa cek sponsor artikel ini:
Los303 – platform game online dengan fitur menarik, siap menemani waktumu!
Post Comment