Pesan Kebangkitan dari Celine Haidar – Baru pada Agustus 2024 lalu Celine Haidar merasakan kebahagiaan tak terkira bersama rekan setimnya di Akademi Sepak Bola Beirut (BFA). Celine Haidar, pemain berusia 19 tahun, sukses mengantarkan timnya menjuarai Liga Sepak Bola Putri Lebanon untuk Kencana69 pertama kalinya. Kesuksesan pada musim 2023-2024 itu bahkan diraih dengan musim yang sempurna: sapu bersih kemenangan dalam 18 laga.
Tiga bulan berselang sejak momen bahagia tersebut, Celine Haidar terbaring di rumah sakit dalam keadaan koma. Ventilator terpasang di tubuhnya. Cedera kepala serius selama serangan udara Israel di Beirut membuat Celine berada dalam kondisi kritis.
Hari itu, 16 November 2024, Haidar hendak pergi dari rumahnya di Al-Chiyyah, pinggiran selatan Beirut, setelah perintah evakuasi dari Israel. Saat menaiki sepeda motornya dan bersiap untuk pergi, Celine terkena pecahan misil pada sisi kanan kepalanya.
“Ia bermimpi berkompetisi di luar negeri. Ia berkata ingin menjadi seperti (Cristiano) Ronaldo dan (Lionel) Messi… Ia ingin menjadi bintang dan semua orang membicarakannya,” ujar ibu Celine, Sanaa Shahrour.
“Sekarang semua orang membicarakannya karena ia terluka dalam perang yang tidak ada hubungannya dengan dirinya. Ia memiliki mimpi yang indah, tetapi mimpinya hancur,” ucapnya lagi.
Sebelum tragedi nahas itu, Celine membuktikan dirinya sebagai salah satu talenta sepak bola putri Lebanon yang paling cemerlang. Ia merupakan bagian dari tim putri U-19 Lebanon yang memenangi Piala Asia Barat 2022.
Celine juga merupakan kapten tim BFA, dengan julukan ‘Kapten Kecil’ karena ia lebih kecil dari pemain lainnya dengan tinggi 165 sentimeter. Celine telah dipanggil empat kali oleh tim nasional senior Lebanon, tetapi belum pernah main. Ia bisa saja debut dalam laga persahabatan kontra Iran pada Oktober 2024, tetapi Lebanon membatalkan laga itu karena serangan israel.
Sepanjang Oktober dan November 2024, Israel menyerang Lebanon dengan alasan menargetkan kelompok Hizbullah yang dianggap sebagai ancaman utama di perbatasan. Lekerasan tersebut diperkirakan telah menewaskan hampir 4.000 orang di Lebanon dan membuat lebih dari satu juta orang lainnya mengungsi.
Warga sipil, termasuk Celine dan keluarganya, mengungsi di Baakline, sebuah desa di Pegunungan Chouf di luar ibu kota. Pada 15 November, selama jeda penembakan, Celine kembali ke Beirut untuk berlatih dan bekerja. Keesokan harinya, tragedi naas menimpa dirinya. Rekaman kejadian yang memilukan pun beredar di media sosial.
Dalam rekaman tersebut, Celine terlihat mengenakan celana panjang putih, sepatu kets putih, dan jaket hijau muda. Ia berbaring di lantai ubin kuning, dikelilingi oleh puing-puing yang masih mengendap. Ada darah di wajahnya. Rambutnya yang panjang dan berwarna cokelat muda menggulung menjadi genangan merah. Jeritan seorang pria terdengar.
Setelah dua bulan terbaring, Celine bangun dari koma. Dikutip dari The Athletic, menurut keterangan keluarga, Celine mampu mengenali mereka dan meremas tangan. Ia juga mampu menulis nama-nama perawatnya.
Namun, Cline masih belum bisa berbicara dengan mudah, mobilitasnya terbatas dan ia masih menggunakan ventilator. Penilaian medis lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah ia akan pulih sepenuhnya.
“Kami hidup hanya untuk membesarkan anak-anak kami, untuk mewujudkan impian mereka. Celine memulai hidupnya, membangun langkah demi langkah dengan sepak bola. Cedera ini memutus perjalanannya,” kata ayah Celine, Abbas Haidar.
Berita tentang peristiwa memilukan yang menimpa Celine itu menyebar ke seluruh dunia, memicu kemarahan dan kesedihan. Apa yang terjadi kian menunjukkan bagaimana perang bisa begitu kejam, termasuk menghancurkan seorang anak yang hanya ingin bermain sepak bola.
Keluarga Celine menyebut, visi anaknya cukup luar biasa. Celine bertekad untuk masuk timnas Lebanon, merencanakan pindah ke Amerika Serikat untuk mengejar mimpi menjadi pesepak bola profesional, dan akhirnya membuka akademi.
Pelatih BFA, Samer Barbary, menyadari bahwa Celine adalah bakat dari Lebanon. Bersama BFA, Celine membantu klub memenangi gelar U-19 dan gelar senior pertama pada musim 2023-2024. Secara total, Celine tampil dalam 33 pertandingan liga.
Menurut Barbary, penampilan Celine kian konsisten dari hari ke hari. Kemampuan anak asuhannya itu berpadu dengan visi dan agresivitasnya yang tak terpuaskan, membuatnya mendapatkan reputasi baru sebagai salah satu gelandang tengah terbaik Lebanon.
“Di lapangan, ia seorang pejuang, ia adalah penghubung antara pertahanan dan serangan,” kata Samer Barbary, yang bersama para pemainnya bergantian berkunjung ke rumah sakit untuk menengok Celine.